ANALISAKALTIM.COM – Dr. Didik Jaffar, seorang narasumber dalam coaching clinic yang diadakan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Timur (Kaltim), telah terlibat dalam mendukung Kontingen Kaltim sejak Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Barat pada tahun 2016. Dalam sesi terbarunya, dr. Didik memberikan wawasan kepada para pelatih dengan menyampaikan materi yang bersifat penyegaran.
Dalam pemaparannya, Dr. Didik menekankan pentingnya filosofi dalam mengelola seorang pelatih. Menurutnya, menjadi pelatih bukan hanya soal taktik dan teknik, tapi juga filosofi yang kuat. Ia menilai aspek filosofis tersebut kerap dilupakan dan perlu ditekankan agar hubungan pelatih atlet semakin bermakna.
“Walaupun para pelatih mungkin sudah menjalankan tugasnya, namun jika tanpa kesadaran bahwa itu adalah bagian dari filosofi seorang pelatih, maka itu akan terasa seperti rutinitas tanpa arti yang mendalam,” ungkap dr. Didik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, Dr Didik menegaskan, hubungan antara pelatih dan atlet tidak hanya sebatas latihan dan kepelatihan, namun juga adanya ikatan internal yang kuat. Ia berharap dengan kesadaran tersebut, prestasi seorang atlet dapat ditingkatkan melalui pemahaman yang mendalam tentang prinsip dasar latihan.
“Melatih atlet bukan hanya tentang membangun prestasi, tetapi juga membangun pondasi dan pilar yang kuat. Seperti pembangunan bangunan, tanpa pondasi yang kuat, prestasi tidak akan bisa mencapai puncaknya,” tegasnya.
Dr. Didik juga menyoroti tantangan yang dihadapi kontingen Kaltim pada PON mendatang yang saat ini diselenggarakan di dua provinsi yakni Aceh dan Sumatera Utara. Ia mengatakan semangat dan tekad tuan rumah bisa menjadi pendorong penampilan terbaiknya. Dengan penuh optimisme, Dr. Didik berpandangan, perubahan dinamika ini mampu mengubah dominasi Pulau Jawa di posisi tiga besar sehingga membawa kesuksesan kompetisi menjadi lebih seru. (ADV/Dispora Kaltim)